Friday 4 July 2014

Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kehidupan Sosial


   Indonesia, negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia ke 4 setelah China, India dan Amerika Serikat. Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat. Besarnya jumlah penduduk yang tinggi memang masih menjadi masalah serius bagi negara kita. Betapa tidak, dari hasil Sensus 2010, jumlah penduduk di Indonesia mencapai angka 237.641.326. Bahkan dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. 

  Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak kurang baik bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. 

 Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.



  

Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Manusia


   Apa arti kualitas hidup manusia? Kualitas hidup manusia adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai di mana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu.

   Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup seseorang merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup manusia. Kebutuhan ini bersifat mutlak, yang didorong oleh keinginan manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Kebutuhan dasar ini terdiri atas pangan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, tersedianya layanan publik, ketersediaan dan kualitas infrastruktur, ketersediaan lapangan kerja, penegakan hukum dan pemerintahan publik.


   Lebih lanjut terkait pendidikan, Stiglitz, Sen & Fitoussi mengatakan bahwa pendidikan penting bagi kualitas hidup, terlepas dampaknya pada pendapatan dan produktivitas masyarakat, dimana masyarakat yang lebih terdidik pada umumnya memiliki status kesehatan yang lebih baik, pengangguran yang lebih sedikit, koneksi sosial yang lebih banyak, dan keterlibatan yang lebih besar dalam kehidupan sipil dan politik. 


   Kondisi ini berbalik 180 derajat dengan kondisi masyarakat Indonesia. Kesadaran masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Dari undang-undang yang dikeluarkan Indonesia tentang wajib belajar 9 tahun, angka 9 tahun itupun belum semuanya terlaksana dan tuntas, mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Selain itu, banyak orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi pengangguran. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Pengangguran bisa saja terjadi karena mereka dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA. Ini menunjukkan bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk menyelesaikan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda tingkatan produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA. Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.


   Selain pendidikan, usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun, kembali lagi permasalahan itu tetap muncul dan menjadi pekerjaan rumah bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dalam hal kesehatan yang akan menjadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yang terjadi menunjukkan bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat. Berbagai layanan kesehatan yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini. Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat angka kematian dan angka harapan hidup. Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan yang rendah. Sebaliknya, angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan yang baik.


   Dari sinilah, kita bisa mengambil dampak atau pengaruh pertambahan penduduk terhadap kualitas hidup manusia. Pengaruh tersebut bisa dilihat dari segi positif maupun negatif. Dari segi positif yaitu pemerintah selalu dituntut untuk lebih baik dan mengedepankan pendidikan dan layanan publik dalam hal kesehatan. Sedangkan negatifnya, semakin banyak pertambahan penduduk, semakin banyak pula masyarakat yang tidak mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang menyebabkan pengangguran. Selain itu, semakin banyak pertambahan penduduk, semakin sedikit pula kepedulian masyarakat tentang lingkungan dan kesehatan.


Tuesday 2 July 2013

Dampak Pertambahan Penduduk Terhadap Budaya Dan Agama



   Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.


   Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, transportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.

   Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Di Indonesia, umumnya orang-orang yang mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, Bali yang ditempatkan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya dan di bagian Indonesia yang masih jarang penduduk. Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memiliki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tujuan transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi sangat besar untuk mengembangkan berbagai bidang dengan lahan yang masih luas dan dengan terbukanya peluang memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.

   Dari sinilah, perbedaan dan pengaruh pertambahan penduduk terhadap budaya dan agama terjadi. Dampak tersebut bisa saja positif maupun negatif. Dalam hal positif akan terjadinya akulturasi dan asimilasi kebudayaan serta menciptakan masyarakat yang madani, rukun dan demokratis. Sedangkan hal negatifnya, terjadi perbedaan ras dan agama, terjadinya konflik antar umat beragama, memudarnya budaya dan norma-norma.